Mimpi untuk tinggal di planet selain bumi yang kita tempati sekarang ini mungkin sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Pasalnya, sebuah planet ekstrasolar yang mirip bumi ditemukan oleh para astronomer dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics yang mengorbit pada sebuah bintang kerdil merah sekitar 40 tahun cahaya dari bumi. Planet esktrasolar yang dinamai GJ1214b ini dikatakan mirip bumi dikarenakan strukturnya yang juga berbatu tidak tersusun atas gas seperti Jupiter atau Saturnus, memiliki atmosfer, dan diperkirakan mengandung hidrosfer atau lapisan air.
GJ1214b memiliki radius sekitar 2.7 kali bumi dan kerapatan 6.5 kali dari kerapatan bumi sehingga disebut juga sebagai salah satu planet “super-bumi” (super-Earth). Super-Bumi merupakan istilah planet yang mirip bumi dengan densitas 1-10 kali densitas bumi. Super-Bumi ini mengorbit pada sebuah bintang kerdil merah berukuran seperlima Matahari dengan suhu permukaan hanya sekitar 4900°F atau sekitar 2700°C dan tingkat kecerahan hanya seperseribu dari Matahari.
Meskipun secara struktural planet ini mirip dengan bumi, namun suhu permukaan planet ini cukup tinggi yaitu sekitar 400°F atau sekitar 204°C yang menjadikannya kurang layak ditinggali manusia. Dengan suhu setinggi itu, astronom tetap memastikan adanya lingkungan air di planet itu.
Masalah atmosfer planet itu juga menjadi perhatian para astronom. Peneliti menduga ada tiga kemungkinan atmosfer yang dimiliki planet ini. Asumsi pertama, atmosfer ini seperti selubung tebal yang penuh akan uap air akibat penguapan oleh panas bintang di sekitarnya. Asumsi kedua, planet ini dikelilingi oleh es dengan atmosfer terdiri atas hidrogen/helium. Asumsi yang ketiga adalah bahwa atmosfer planet ini terdiri atas berbagai campuran gas yang dikeluarkan oleh gunung berapi di planet itu sendiri.
Bagaimanapun penemuan planet kembaran bumi ini merupakan suatu penemuan yang sangat berharga bagi manusia dalam pencarian terhadap kemungkinan adanya makhluk hidup selain manusia di luar angkasa sekaligus pencarian terhadap “tempat tinggal” masa depan manusia.
Kendala utama yang dihadapi untuk mencapai planet tersebut adalah transportasi. Bagaimana mungkin dengan teknologi sekarang ini kita dapat pergi ke suatu planet yang bahkan cahaya –benda tercepat yang kita ketahui– memerlukan waktu 40 tahun untuk mencapainya. Mungkin tantangan inilah yang akan melahirkan inovasi teknologi astronomi dan astrofisika selanjutnya.
Disarikan dari www.sciencedaily.com
GJ1214b memiliki radius sekitar 2.7 kali bumi dan kerapatan 6.5 kali dari kerapatan bumi sehingga disebut juga sebagai salah satu planet “super-bumi” (super-Earth). Super-Bumi merupakan istilah planet yang mirip bumi dengan densitas 1-10 kali densitas bumi. Super-Bumi ini mengorbit pada sebuah bintang kerdil merah berukuran seperlima Matahari dengan suhu permukaan hanya sekitar 4900°F atau sekitar 2700°C dan tingkat kecerahan hanya seperseribu dari Matahari.
Meskipun secara struktural planet ini mirip dengan bumi, namun suhu permukaan planet ini cukup tinggi yaitu sekitar 400°F atau sekitar 204°C yang menjadikannya kurang layak ditinggali manusia. Dengan suhu setinggi itu, astronom tetap memastikan adanya lingkungan air di planet itu.
Masalah atmosfer planet itu juga menjadi perhatian para astronom. Peneliti menduga ada tiga kemungkinan atmosfer yang dimiliki planet ini. Asumsi pertama, atmosfer ini seperti selubung tebal yang penuh akan uap air akibat penguapan oleh panas bintang di sekitarnya. Asumsi kedua, planet ini dikelilingi oleh es dengan atmosfer terdiri atas hidrogen/helium. Asumsi yang ketiga adalah bahwa atmosfer planet ini terdiri atas berbagai campuran gas yang dikeluarkan oleh gunung berapi di planet itu sendiri.
Bagaimanapun penemuan planet kembaran bumi ini merupakan suatu penemuan yang sangat berharga bagi manusia dalam pencarian terhadap kemungkinan adanya makhluk hidup selain manusia di luar angkasa sekaligus pencarian terhadap “tempat tinggal” masa depan manusia.
Kendala utama yang dihadapi untuk mencapai planet tersebut adalah transportasi. Bagaimana mungkin dengan teknologi sekarang ini kita dapat pergi ke suatu planet yang bahkan cahaya –benda tercepat yang kita ketahui– memerlukan waktu 40 tahun untuk mencapainya. Mungkin tantangan inilah yang akan melahirkan inovasi teknologi astronomi dan astrofisika selanjutnya.
Disarikan dari www.sciencedaily.com
0 komentar:
Posting Komentar